Kamis, 03 April 2014

Ekspedisi Jawa tengah

Salam Adventurider....!!!

Jum'at, 28 Maret 2014 malam. kami berangkat melakukan ekspedisi ke jawa tengah. Malam itu cuaca cerah seperti biasanya, dan pukul 21.00 pun kami berangkat ke daerah sepanjang, sidoarjo. Untuk ngopi sejenak untuk membicarakan rute. Setelah itu tanpa disangka yang tadinya cuaca cerah akhirnya berubah menjadi hujan gerimis dan kemudian hujan deras. Disini terjadi pilihan melanjutkan ekspedisi hari itu atau menunda ekspedisi. Jam pun telah menunjukkan pukul 22.00 hujan semakin deras, seolah akan mengurungkan perjalanan kami. Namun pada pukul 22.24 hujan mulai reda maka kami memutuskan untuk menjalankan ekspedisi ini. Start dari sepanjang sidoarjo kami langsung menuju kota Madiun untuk bertemu kawan Adventurider.
Start dari Sepanjang Sidoarjo.
Kami sampai madiun pukul 02.30 dan langsung menuju rumah kawan adventurider menggunakan bantuan GPS, dan tidak sampai 15 menit kita sudah sampai. Pada pukul 02.40 kita menelpon dan menunggu sahabat kami untuk keluar. Satu jam berlalu bersama hembusan nikotin yang terdapat pada kretek kami. Dan kamipun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Tawangmangu melalui akses ke sarangan, Magetan. dan pukul 04.30 kami sampai pada warung sekitar Tawangmangu, kami sempat di bingungkan oleh warung-warung yang sudah tutup, dan untung saja ada satu yang buka dan kamipun istirahat sejenak sambil memesan mie rebus dan teh hangat, di sinilah kami istirahat untuk istirahat dalam arti yang sebenarnya yaitu tidur, Sahabat adventurider sudah terlelap terbawa suasana dinginya Cemoro Kandang, namun penulis merasakan dingin yang luar biasa sehingga penulis sangat sulit untuk memejamkan mata, hanya kretek filter yang menemani sampai matahari menyongsong ke sela-sela pemandangan pegunungan.
Pemandangan pada warung daerah Cemoro Kandang, Tawangmangu.
Tepat pukul 06.30 kami melanjutkan perjalanan untuk menuju Dieng Wonosobo, belum 5 menit berjalan kami menemukan relief alam yang sangat istimewa. Ciptaan Tuhan yang patut disyukuri bahwasanya hidup Tuhan menyiapkan atau memfasilitasi hambanya dengan Alam yang indah ini dan ini hanya ada di Indonesia, Tanah yang subur dan beragam budaya yang ada. Ini bagaikan pecahan kecil dari surga.
Betapa senangnya kami, penulis dan sahabat melakukan ekspedisi yang di tunggu-tunggu, dan ini baru separuh jalan Tuhan telah menunjukkan ciptaan agungnya. 
Berhenti sejenak untuk menikmati ciptaanNya
Merasa puas maka kami melanjutkan perjalanan ke barat atau ekspedisi jawa tengah untuk tujuan Dieng, Wonosobo, kami menuju solo untuk mencari jalan tembus untuk ke magelang, dan GPS kami pun menunjukkan arah ke arah lereng antara Gunung Merapi dan Merbabu, sehingga menambah rasa penasaran kami seperti apa jalan yang akan kami lewati, akankah semakin indah ataukah mencekam, dan setelah lepas dari Tawangamngu kita tiba di jalan Solo-Jogja, kamipun langsung mengambil arah ke magelang yang melewati kota boyolali, kami berpikir bahwasanya jalur ini pendek naumn ternyata jalur ini sangat panjang.
kami melewati pemandangan yang sangat indah, dan ini suguhan kedua dari ekspedisi ini, antara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. 

Lereng Antara Merapi dan Merbabu
Disini kami istirahat cukup lama di karenakan baut knalpo mulai kendor, dan sahabat penulis segera memperbaikinya sambil menunggu mesin dingin, mungkin kejadian ini kami dituntut untuk lebih bersabar untuk mencapai tujuan karena setiap masalah tidak selalu ada yang membantu dalam posisi seperti ini, di tengah hutan, hanya ada penduduk yang lalu lalang dan itupun sangat jarang sekali. Jadi kami di tuntut untuk menyelesaikan masalah ini sendiri.

Masih di tempat yang sama menanti mesin dingin.
Setelah mengencangkan baut knlapot kami melanjutkan perjalanan, dari sini ujian dimulai, rasa capek dan lesu mulai menyerang karena penulis belum tidur sama sekali, dan panas matahari sangat menyengat menembus jaket kami, jalanan banyak juga yang berlubang sehingga mengharuskan konsentrasi lebih fokus lagi disisa-sisa tenaga kami. Akhirnya kami menemukan sebuah pasar di jalur pegunungan yang panjang itu, dan kami memutuskan untuk mengisi perut yang sudah lapar, agar tenaga kembali seperti semula. setelah makan kami memplajari ulang rute yang di tunjukkan oleh GPS, dan menurut GPS benar bahwa jalan ini akan menuju Magelang. untuk memastikannya kami menanyakan pada warga setempat, dan benar tinggal beberapa kilometer akan sampai kota Magelang. Maka kami melanjutkan perjalanan ke arah Magelang, namun tak di duga ternyata jalanan yang tinggal beberapa kilometer lagi ternyata mempunyai jalan yang sangat buruk dan tidak disangka jalur yang kami lewati memang jalur evakuasi Gunung Merapi. kiri jalan adalah jalur Lahar dingin dari merapi. Singkat cerita telah sampai kita di kota Magelang dan berpikir bahwa jalur semakin dekat, namun ternyata perjalanan masi jauh, kita harus menuju Kota Temanggung. dan perjalanan memakan waktu 90 menit untuk sampai Kota Temanggung saja, dan disini ternyata mulai gerimis disini kami mulai putus asa, kemanakah kita akan pergi? Apakah Dieng, Wonosobo sejauh ini?, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Wonosobo, dimana kanan adalah Gunung Sindhoro dan kiri kita bisa melihat ada Gunung Sumbing, perjalanan di teruskan ke kota Wonosobo dan terus naik kearah Dieng, dimana kami di tuntut untuk bertahan di tanjakkan yang luar biasa lamanya.

Tak lama kemudian kami sampai pada pintu loket masuk retribusi wisata ke arah kompleks Wisata Dieng, dan 14 kilometer lagi kita akan sampai pada komplek Wisata, namun selama perjalanan antara 14 kilometer tersebut kami di suguhkan dengan relief alami bentukan yang Maha Kuasa, dari sini kita dapat memandang jauh ke bawah, dari sini kita dapat melihat betapa tingginya Gunung ini jika kita melihat kebawah, dan pertanda bahwa betapa kecilnya kita dihadapan Sang pencipta. 

Sekian waktu berselang telah sampailah kita ke pintu masuk kawasan Dieng Plateu, 
Dieng Plateu Gate.

Rasa puas dan senang atas jerih payah sepanjang sekitar 500 kilometer sepertinya terbayar sudah, sepanjang perjalanan ini saja keindahan negeri ini seperti tidak ada habisnya, ekspedisi ini hanya seper seribu dari seluruh kekayaan indonesia, maka banggalah pada negeri yang kaya ini. Akhirnya kami menuju pertigaan pintu kompleks kawasan wisata ini, begitu banyak tempat yang tak sempat kami jelajahi, karena minimnya waktu yang penulis dan sahabat punya, maka kami hanya berfoto sejenak untuk merasakan kepuasan tersendiri, dan nikmat tersendiri dan hanya kami yang bisa merasakan.
Pintu Masuk Dieng Plateu.


Setelah berputar-putar, kami memutuskan untuk menginap di kota jogjakarta, tapi sebelum itu kami memutuskan untuk berfoto dahulu.
Dieng view, disini kita dapat melihat jauh ke bawah Gunung ini.

Melihat dari Sudut pandang passanger.



Sahabat penulis
Negeri seribu keindahan.
Jam semakin larut malam, dan kamipun turun untuk mencari penginapan di Jogja, sekitar pukul lima sore kami memutuskan untuk ke Jogja melalui jalur menuju kota Purworejo. melalui medan hutan dan jurang yang curam, setelah satujam berjalan kami bertemu sahabat biker dari jasa marga, dan kami mengikutinya dan ternyata mereka ke arah semarang dan kami harus memutar arah kembali ke arah Purworejo. Setelah kembali ke Purworejo kami di hadapkan plang jalan yang membingungkan yaitu mengarahkan kami ke jogja arah Magelang, dan selama 4 jam kami berputar-putar di tengah hutan hingga merasa letih. Akhirnya Sabtu pukul 9 malam tepat kita sampai pada jogjakarta, dan kita makan di Angkringan sekitar, setelah merasa kenyang kami mencari penginapan. Namun pada waktu itu pada libur panjang dan Hotel kelas Backpacker sudah penuh semuanya, dan kebetulan ada kawan adventure lagi disana maka di kondisikanlah kami selama semalam di penginapanya, maka sore pukul 4 kami melanjutkan perjalanan pulang ke Surabaya dan kami mampir dulu ke sahabat adventure yang ada di Madiun yang saat berangkat kami tak berhasil menemuinya dan kami sampai madiun pukul 11 malam. dan kami memutuskan untuk menginap di rumah sahabat kami, senin pagi kami akan melanjutkan perjalanan, namun kampas rem mulai habis dan menggantinya di bengkel eks mekanik pulsar di Madiun, dan selesai jam 12 siang, dan kamipun melanjutkan perjalanan ke arah caruban untuk menemui sahabat kami yang lainya, untuk sekedar minum kopi sejenak, tepat pada pukul 3 sore kami melanjutkan ke arah surabaya, dan kami sampai surabaya pada pukul 7 malam dengan zero accident. Ekspedisi ini mungkin adalah hal yang biasa bagi sebagian orang, namun bagi kami berdua (penulis dan sahabat penulis) adalah perjalanan penuh makna, dimana kami dapat belajar hidup dari sebuah perjalanan, dan perjalanan tak akan berakhir sampai mati, dan ekspedisi ini menjadi bagian dan kenangan dalam hidup kami. bahwasanya alam negeri ini memang pantas untuk di jelajahi.

Salam Adventurider.....!!!